Jumat, 14 Januari 2011

BENGKEL ARSITEK / DESAIN RUMAH MUNGIL


Desain Rumah yang mengoptimalkan lahan yang terbatas, dengan model rumah yang memakai sedikit variasi batu alam. Secara keseluruhan rumah memberikan kesan bersih dan megah. Rencana Pembangunan Rumah di Ciracas - Jakarta Timur

Rabu, 12 Januari 2011

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Pada dasarnya tugas arsitek adalah merancang wadah berbagai kegiatan manusia yang aman dan nyaman pada lingkungan tertentu, dimana lingkungan buatan yang terjadi tsb akan mempengaruhi baik secara positif maupun negatif lingkungan lain yang lebih luas.
Limbah cair akan selalu dihasilkan dari setiap wadah kegiatan yang dirancang arsitek, baik berupa limbah domestik (bukan dari kegiatan industri) maupun limbah industri, bahkan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Oleh sebab itu arsitek perlu memiliki wawasan tentang pengelolaan limbah tsb, agar mengetahui perlengkapan apa yang harus dipersiapkan untuk mengolah limbah dari suatu kegiatan tertentu, bagaimana proses pengelolaannya, berapa luas lahan yang perlu dipersiapkan agar proses pengelolaan limbah dapat berjalan dengan baik dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan
Apabila arsitek sudah mengetahui penanggulangan dampak negatif dari limbah cair yang ada, maka selanjutnya arsitek dapat menganalisis kebutuhan ruang, dimensi, zona (penempatannya), serta kriteria spesifik pengelolaan limbah tersebut sehingga lingkungan buatan yang terjadi akan terjaga keamanan dan kenyamanannya. Dengan demikian karya arsitektur (lingkungan buatan / lingkungan binaan) yang terbangun akan bersifat ‘sustainable’, bersifat berkelanjutan, dapat dilestarikan untuk kenyamanan generasi yang akan datang. >> (henny gambiro)

MENGAPA ARSITEK PERLU MEMAHAMI PENCEMARAN LINGKUNGAN ??

Tugas arsitek adalah merancang lingkungan buatan yang dapat memberi keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya. Artinya, lingkungan buatan yang terjadi harus memenuhi standar baku (sesuai dengan standar peruntukkannya, baik yang menyangkut udara, air, tanah, kebisingan maupun limbah padat, limbah cair bahkan limbah B3)
- bila menyangkut udara, udara dalam ruangan harus memenuhi standar baku mutu (mengandung cukup O2, tersirkulasi dengan baik, tidak terpolusi asap, debu, dll)
- bila menyangkut air, maka lingkungan buatan harus memiliki sumber air bersih yang cukup (baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya)
- bila menyangkut tanah, maka harus diperhitungkan luas daerah resapan agar tidak banjir pada saat hujan dan tidak kekurangan sumber air pada saat musim kemarau
- bila menyangkut kebisingan, penataan ruang harus sedemikian rupa sehingga ruang tertentu yang membutuhkan ketenangan perlu ditata di zona tenang / tidak bising. Sebaliknya, ruang tertentu dapat ditata di zona bising (garasi, dapur, gudang )
- bila menyangkut limbah padat, perlu dipikirkan bagaimana limbah tersebut aman bagi lingkungan dalam maupun luar bangunan (perlu ditata tempat pembuangan sampah sementara, baik untuk limbah padat organic maupun non-organic)
- bila menyangkut limbah cair, bagaimana limbah cair tersebut dapat disalurkan dengan aman sampai ke riool kota
- bila menyangkut limbah B3 (dari laboratorium, rumah sakit), perlu ditata lahan untuk pengolahan limbah B3, atau untuk menyimpan sementara limbah tersebut sebelum dikirim ke tempat pengolahan limbah di luar lahan)
Apabila arsitek didalam proses perancangan mempertimbangkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka diharapkan ‘karya arsitektur’nya termasuk dalam kategori ‘good building. (Henny Gambiro)

Selasa, 11 Januari 2011

DETAIL KUDA-KUDA

























Panduan Perbaikan Kerusakan Pada Kolom Atau Balok

A. Tulangan sudah luluh
Menurut Muljady Wongsonegoro, Dipl. Ing. (Head of Engineering PT Bersama Bangun Persada—distributor dan aplikator material perbaikan struktur StoCrete), bila kondisi tulangan kolom sudah luluh dan tidak terlalu parah sehingga bangunan tidak miring, tulangan yang rusak tadi bisa dipotong dan diganti dengan tulangan yang baru. Periksalah apakah tulangan yang ada di kolom itu memang sudah cukup aman menahan beban atau belum. Bila sudah cukup kuat maka langkah perbaikannya adalah sebagai berikut :
1.Tahan beban kolom yang akan diperbaiki dengan menggunakan kayu atau besi.
2.Bongkarlah beton yang masih melekat di sekitar tulangan yang luluh.
3.Besi yang luluh dipotong lalu diganti dengan tulangan yang baru. Perhatikan sambungan tulangan baru dengan tulangan yang lama. Sebaiknya tulangan lama menindih tulangan baru (overlaping) dengan panjang sama dengan diameter x 40. Jika diameter tulangan 12 mm maka panjang overlaping tulangan sekitar 480 mm. Setelah itu, ikatlah sambungan dengan kawat atau bisa juga dengan las.
4.Pasanglah bekisting di sekitar kolom yang diperbaiki. Setelah itu, masukkan material beton dengan mutu beton sesuai dengan kualitas mutu beton yang lama atau bisa juga dengan material khusus untuk perbaikan beton.
B. Tulangan belum luluh
Kerusakan dengan kondisi tulangan belum luluh yang kerap terjadi adalah retak, beton hancur sebagian, dan selimut beton terlepas.
Ir. Sondra Gosali (Sales dan Marketing Manager PT Sika Indonesia) menjelaskan bahwa ada tiga metode perbaikan, yaitu patching (plester), grouting (menambah dengan campuran beton dan aditif), dan injection (suntik dengan bahan kimia). Berikut proses perbaikan berdasarkan jenis kerusakannya.
1. Retak
• Jika permukaan kolom atau balok retak maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengecek apakah keretakan itu ada pada selimut beton atau pada “daging” betonnya.
• Keretakan pada selimut beton bisa diatasi dengan menambal keretakan (patching) menggunakan bahan material perbaikan struktur berbahan dasar polymer. Atau bisa juga menggunakan campuran semen dan air. Bila ternyata keretakan ada pada “daging” betonnya, maka metode perbaikannya bisa menggunakan metode grouting atau injection.
• Proses pengerjaan metode grouting adalah dengan membongkar retakan hingga dasar retakan atau sampai terlihat daging betonnya. Pastikan beton yang ada di sekeliling retakan tidak rontok. Setelah itu, tuang material perbaikan struktur berbahan dasar semen pada celah retakan.
• Sebaiknya gunakan bounding agent (bahan seperti lem) untuk mempermudah proses perekatan antara beton lama dengan material perbaikan struktur. Bounding agent bisa juga diganti dengan air. Siram air pada permukaan beton lama pada celah retakan.
• Sedangkan proses metode injeksi dimulai dengan menutup permukaan retakan menggunakan material berbahan epoxy. Setelah itu, buatlah lubang di sepanjang retakan dengan jarak antarlubang sekitar 25 cm dan tutuplah lubang dengan selang karet.
• Masukkan material perbaikan struktur berbahan dasar epoxy ke dalam selang karet. Jika material itu keluar pada salah satu selang karet maka segera tutup lubang selang itu. Masukkan kembali material epoxy ke lubang yang lain. Ulangi proses itu hingga semua selang karet tertutup. Jika semua selang karet tertutup, ini berarti semua celah pada retakan sudah terisi material epoxy.
2. Beton Hancur Sebagian
Untuk memperbaikinya, metode yang digunakan adalah metode grouting. Proses perbaikan untuk kerusakan kolom adalah sebagai berikut:
• Tahan beban kolom dengan memberi kayu atau besi di sekeliling kolom.
• Bersihkan beton yang masih menempel di sekeliling pecahan beton. Ketuk di sekeliling pecahan untuk memastikan sudah tidak ada lagi beton yang bisa terkelupas.
• Buatlah bekisting di sekeliling kolom.
• Cor kembali bagian kolom yang terkelupas tadi dengan campuran beton dan bahan aditif. Bila tidak mau repot, saat ini di pasaran sudah tersedia material yang siap pakai untuk memperbaiki struktur. Material yang berbahan dasar semen ini dikenal dengan nama cemen grout.
3. Selimut Beton Terkelupas
Kerusakan seperti ini tergolong kerusakan kosmetik. Maksudnya, hanya penampilannya saja yang rusak. Untuk memperbaikinya, metode yang tepat adalah dengan metode patching. Caranya adalah sebagai berikut:
• Bersihkan atau lepas selimut beton yang masih menempel di sekitar selimut beton yang terkelupas.
• Lapisi permukaan beton yang terkelupas dengan bounding agent.
• Berikan adukan plesteran khusus untuk perbaikan struktur pada permukaan beton yang terkelupas. Biasanya material plesteran ini terdiri dari dua komponen
Sumber : tabloidrumahn.com

Kamis, 06 Januari 2011

PANDUAN SYARAT-SYARAT PENGURUSAN IMB

Syarat-syarat pengurusan IMB dari pengembang, yaitu :
1.Fotocopy KTP pemilik.
2.Fotocopy Kartu Keluarga.
3.Surat kuasa dari perusahaan (untuk badan hukum harus ada penunjukan wakil dari perusahaan).
4.Fotocopy akte pendirian dan anggaran dasar beserta perubahannya untuk badan hukum.
5.Fotocopy Perjanjian Pengikat Jual Beli (PPJB) dan bukti pelunasan / akta jual beli / sertipikat.
6.Fotocopy ijin pemnafaatan ruang (IPR) / blok plan yang telah disahkan dinas tata ruang kabupaten setempat (khusus kaveling komersil / kaveling di luar perumahan).
7.Fotocopy Gambar ukur lapangan (untuk proses IMB baru).
8.Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan.
9.Fotocopy bukti pembayaran pelunasan PBB tahun berjalan.
10.Blue Print Gambar bangunan baru.
11.Fotocopy SK IMB lama (untuk proses IMB renovasi).
12.Fotocopy gambar bangunan lama (untuk proses IMB renovasi).
Dokumen tersebut di atas dibuat 3 rangkap khusus Blue Print gambar bangunan dibuat 4 lembar.
Blueprint gambar bangunan baru meliputi :
1.Denah bangunan.
2.Tampak depan.
3.Tampak samping dan belakang (bila ada).
4.Potongan melintang dan memanjang (A-A dan B-B).
5.Detail resapan.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan gambar :
1.GSB, KDB, dan KLB.
2.Cantumkan no blok lokasi dan nama sesuai bukti kepemilikan.
3.Skala 1 : 100.
4.Ukuran kaveling sesuai gambar ukur lapangan.
5.Dibuat dalam kertas ukuran A1.

Rabu, 05 Januari 2011

UTILITAS, SANITASI & INSTALASI

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam suatu bangunan atau gedung.
Sanitasi adalah sarana yang harus disediakan dalam suatu bangunan atau gedung, supaya dapat terpenuhi syarat kesehatan pengguna bangunan atau gedung tersebut.
Instalasi adalah suatu konstruksi yang ada dalam suatu bangunan atau gedung untuk memfasilitasi kebutuhan pada gedung atau bangunan tersebut. Jadi antara utilitas, sanitasi dan instalasi ada keterkaitannya.

Selasa, 04 Januari 2011

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

latar Belakang AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan lahir dengan ditetapkannya NEPA (National Environmental Policy Act), pada tahun 1969, yaitu undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serika. NEPA merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh aktivitas manusia yang semakin meningkat, seperti tercemarnya lingkungan oleh pestisida, limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya estetika alam. Salah satu contoh kerusakan lingkungan :
1. Di Los Angeles, USA (1950), kesehatan masyarakatnya telah terganggu oleh smog (smoke and fog), yang menyelubungi kota. Asap dan kabut berasal dari limbah kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksidasi. Dengan adanya inversi termal di udara pada waktu-waktu tertentu, asap kabut terperangkap di udara di atas kota
2. Di sekitar teluk Minamata, baratdaya pulau Kyushu, Jepang (1953), terjadi wabah neurologis yang tidak menular diantara penduduk nelayan dan keluarganya. Penderita mengalami lemah otot, hilangnya penglihatan, terganggunya fungsi otak dan kelumpuhan yang banyak berakhir dengan kematian. Pada tahun 1959 diketahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar metilmerkuri, yang berasal dari limbah yang mengandung Hg dari beberapa pabrik kimia yang memproduksi plastik (PVC). Penyakit tersebut dikenal sebagai penyakit minamata.
3. Di sekitar Nigata, di utara Tokyo (1964-1965), terjadi ledakan kedua penyakit minamata. Di sini pun ikan merupakan konsumsi harian para korban. Ikan yang berasal dari laut dan dari sungai Agano yang mengandung limbah pabrik alat listrik.
4. Ledakan ketiga terjadi pada tahun 1973 di Goshonoura, pulau Amasuka yang berhadapan dengan Minamata
Walaupun air raksa di dalam air laut semula rendah, organisme tertentu dapat menimbun air raksa yang diserapnya dari lingkungan ke dalam tubuhnya. Peristiwa itu disebut sebagai bioakumulasi. Rantai makanan berlanjut dengan dimakannya ikan oleh burung, kucing, dan manusia. Karena itu gejala penyakit minamata tidak hanya terdapat pada manusia, melainkan juga pada burung dan kucing. Peningkatan kadar suatu zat melalui rantai makanan disebut sebagai pelipatan biologik.

Manusia secara ekologi adalah bagian integral lingkungan hidupnya. Manusia terbentuk oleh lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia membentuk lingkungan hidupnya.
Lingkungan hidup tidak dipandang semata-mata sebagai sumberdaya yang harus dieksploitasi, melainkan diutamakan sebagai tempat hidup yang mensyaratkan adanya keserasian antara manusia dengan lingkungan hidupnya
Kualitas lingkungan dapat diukur dengan menggunakan kualitas hidup sebagai acuan, yaitu dalam lingkungan yang berkualitas tinggi terdapat potensi untuk berkembangnya hidup dengan kualitas yang tinggi pula.
Kualitas hidup ditentukan oleh tiga komponen, yaitu :
1. derajat dipenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati
2. derajat dipenuhinya kebutuhan untuk hidup manusiawi
3. derajat kebebasan untuk memilih

- Pembangunan pada hakekatnya adalah gangguan terhadap keseimbangan lingkungan, yaitu usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan lingkungan dari tingkat kualitas yang dianggap kurang baik ke keseimbangan baru pada tingkat kualitas yang dianggap lebih tinggi. Dalam usaha ini harus dijaga agar lingkungan tetap mampu untuk mendukung tingkat hidup pada kualitas yang lebih tinggi tersebut. Pembangunan itu berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
- Kemampuan lingkungan untuk memasok sumberdaya dan untuk mengasimilasi zat pencemar serta ketegangan sosial adalah terbatas. Batas kemampuan itulah yang disebut dengan daya dukung. Kecenderungan yang sekarang terjadi ialah kenaikan kualitas hidup disertai oleh kenaikan konsumsi sumberdaya dan pencemaran serta naiknya ketegangan sosial. Jika kecenderungan itu terus berlangsung, pada suatu ketika dayadukung lingkungan terlampaui, kualitas lingkungan menurun, yang membawa konsekwensi ambruknya kehidupan manusia. Untuk menghindarinya, harus diusahakan agar kenaikan kualitas hidup terjadi bersamaan dengan penurunan konsumsi sumberdaya dan pencemaran.
- Hal ini dapat terjadi apabila kualitas hidup tidak bertumpu pada materi saja, melainkan juga non materi, seperti seni, budaya, filsafat dan ilmu yang juga akan mengubah ketegangan sosial menjadi informasi sosial untuk perkembangan masyarakat dan bangsa

Peranan Analisi Mengenai Dampak Lingkugan
AMDAL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan

Dampak, adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas, yang dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Dalam konteks AMDAL, penelitian dampak dilakukan karena adanya rencana aktivitas manusia dalam pembangunan. Perubahan yang disebabkan oleh pembangunan selalu lebih luas dari pada sasaran pembangunan yang direncanakan, misalnya :
- penyemprotan pestisida untuk memberantas hama wereng, yang mati bukan hanya werengnya saja, melainkan juga lebah madu yang terbang di udara, ikan yang hidup dalam air sawah dan katak sawah yang memakan serangga. Hal ini secara umum disebut sebagai efek samping atau dampak (bersifat biofisik)
- Dampak pembangunan kegiatan pariwisata ialah berubahnya nilai penduduk di daerah obyek wisata itu karena ditirunya tingkah-laku wisatawan oleh penduduk (bersifat sosial-ekonomi dan budaya.)
Untuk dapat melihat bahwa suatu dampak atau perubahan telah terjadi, maka harus dimiliki bahan pembanding sebagai acuan. Salah satu acuannya ialah keadaan sebelum terjadinya perubahan

Dampak sosial dan dampak kesehatan
- Di negara barat, misalnya Amerika dan Kanada, telah dikembangkan Analisis Dampak Sosial (social impact analysis). Perkembangan ini disebabkan karena Amdal hanya mempelajari dampak biologi, fisik dan kimia. Padahal dampak sosial sering tidak kalah pentingnya. Oleh WHO, telah dikembangkan analisis dampak kesehatan lingkungan (environmental health impact assessment)
- Ada tiga alasan yang menguntungkan apabila mengintegrasikan aspek biofisik dengan aspek sosial dan aspek kesehatan dalam satu analisis, yaitu
1. pemisahan analisis dampak lingkungan dari analisis dampak sosial dan analisis dampak kesehatan, akan memperpanjang birokrasi, yaitu diperlukannya tiga jenis analisis untuk setiap proyek yang diperkirakan mempunyai dampak biofisik, sosial dan kesehatan. Dengan memperpanjang birokrasi ini, biaya dan waktu perencanaan akan bertambah
2. dampak sosial dan dampak kesehatan tidak dapat dipisahkan dari dampak biofisik. Limbah domestik atau eutrofikasi adalah dampak pertumbuhan penduduk yang merupakan faktor sosial. Pertambahan limbah domestik pada gilirannya menimbulkan dampak kenaikan resiko kesehatan (kesehatan), pemurnian diri air (biofisik dan kesehatan), perbaikan kualitas air (sosial dan kesehatan), penurunan hasil ikan (biofisik dan sosial), penurunan pendapatan (sosial), kenaikan evapotranspirasi (biofisik), penurunan kapasitas pembangkitan listrik (sosial) dan irigasi (biofisik dan sosial), penurunan pariwisata (social)
3. merangkum ketiga aspek dalam suatu laporan analisis mengenai dampak lingkungan akan mempermudah pengambilan keputusan

Integrasi ketiga jenis dampak tidak berarti bahwa, dalam semua proyek ketiga jenis dampak selalu memiliki bobot yang sama. Misalnya proyek di dalam kota umumnya memiliki dampak sosial ekonomi yang lebih besar daripada bobot dampak biofisik. Sebaliknya proyek di daerah hutan yang sedikit penduduknya umumnya memiliki dampak biofisik yang bobotnya lebih besar daripada dampak sosial ekonomi. Maka jelaslah bahwa amdal memiliki sifat lintas sektoral. Oleh karenanya, anggota tim kerja amdal harus bersifat multidisiplin yang terdiri dari pakar di berbagai bidang terkait.

Peranan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam perencanaan pembangunan
- Adanya pembangunan ialah karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Amdal sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan, namun adalah tidak benar apabila ada pihak yang menganggap bahwa amdal adalah satu-satunya alat penentu dalam pengambilan keputusan tentang suatu proyek. Amdal merupakan masukkan tambahan untuk pengambilan keputusan disamping masukkan dari bidang teknik, ekonomi dan lain-lain.

- Dapat saja terjadi laporan amdal yang menyatakan, bahwa suatu proyek akan mempunyai dampak lingkungan negatif yang besar, namun pemerintah atas pertimbangan keamanan dan politik yang mendesak memutuskan untuk tetap melaksanakan proyek tersebut

- Dalam hal ini, yang penting untuk dilihat ialah keputusan tersebut diambil tanpa mengabaikan aspek lingkungan, melainkan setelah mempertimbangkan dan memperhitungkannya. Dengan demikian pemerintah dapat mempersiapkan untuk menghadapi kemungkinan negatif yang diperkirakan, dan diusahakan bahwa dampak negatif yang terjadi ditekan sekecil-kecilnya.
Sebab-sebab tidak efektifnya AMDAL
1. pelaksanaan AMDAL yang terlambat, sehingga tidak dapat lagi mempengaruhi proses perencanaan tanpa menyebabkan penundaan pelaksanaan proyek dan menaikkan biaya proyek
2. kurangnya pengertian berbagai pihak tentang arti dan peranan AMDAL
3. belum berkembangnya teknik AMDAL untuk dapat dibuat yang relevan dan dengan rekomendasi yang spesifik dan jelas
4. kurangnya keterampilan pada komisi AMDAL untuk memeriksa laporan
5. belum adanya pemantauan yang baik untuk mengetahui apakah rekomendasi AMDAL yang tertera dalam RKL benar-benar digunakan untuk menyempurnakan perencanaan dan dilaksanakan dalam proyek.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektifitas AMDAL :
1. menumbuhkan pengertian di kalangan perencana dan pemrakarsa proyek bahwa AMDAL bukanlah alat untuk menghambat pembangunan, melainkan sebaliknya, yaitu alat untuk menyempurnakan pembangunan
2. sebagian besar laporan AMDAL mengandung banyak sekali data, tetapi banyak di antaranya tidak relevan dengan masalah yang dipelajari. Hal ini perlu dikoreksi dengan melakukan pembatasan ruang lingkup (scoping) yang baik
3. agar perencana dan pelaksana proyek dapat menggunakan hasil telaah AMDAL dengan mudah, laporan AMDAL haruslah ditulis dengan jelas dan dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh perencana dan pelaksana
4. rekomendasi yang diberikan haruslah spesific dan jelas, agar perencana dapat dengan mudah menggunakannya.
5. persyaratan proyek yang tertera dalam laporan AMDAL yang telah disetujui harus merupakan bagian integral izin pelaksanaan proyek dan mempunyai kekuatan yang sama seperti apa yang termuat dalam rancangan rekayasa yang telah disetujui oleh badan yang bersangkutan
6. adanya komisi AMDAL yang berkualitas dan berwibawa
AMDAL seyogyanya dilakukan sedini mungkin dalam daur proyek, yaitu bersama-sama dengan eksplorasi, telaah kelayakan rekayasa dan telaah kelayakan ekonomi sehingga Amdal menjadi sebuah komponen integral telaah kelayakan proyek
Tujuan jangka panjangnya bukanlah untuk memperkuat lembaga amdal, melainkan justru untuk mengeliminasinya sebagai proses terpisah dan mengintegrasikan pertimbangan lingkungan yang holistik sebagai bagian internal proses perencanaan pembangunan berwawasan lingkungan

Dokumen AMDAL
Penapisan (screening)
Penapisan dilakukan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Tahap ini penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana biaya dan waktu. Dengan penapisan ini diharapkan kepedulian terhadap lingkungan tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan yang diperlukan untuk pembangunan.
Di Indonesia penapisan dilakukan dengan daftar positif seperti ditentukan dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kepmen-11/MENLH/4/1994

Pelingkupan (scoping)
- Pelingkupan ialah penentuan ruang lingkup studi ANDAL yaitu bagian AMDAL yang terdiri atas identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak. Yang perlu diidentifikasi ialah komponen dan proses yang penting.
- Batasan penting inilah yang menjadi patokan dalam pelingkupan AMDAL. Jadi penting bagi ilmu pengetahuan saja misalnya, tetapi tidak penting bagi pengambilan keputusan tentang proyek pembangunan yang sedang direncanakan, tidak perlu tercakup dalam penelitian AMDAL. Karena AMDAL adalah penelitian tentang dampak, pelingkupan berarti usaha untuk membatasi penelitian pada dampak yang penting saja.
- Pelingkupan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan data yang harus dikumpulkan yang diperlukan untuk menyusun garis dasar. Setiap kali data akan dikumpulkan haruslah ditanyakan “perlukan data tersebut untuk pengambilan keputusan?” Dengan demikian apabila pelingkupan telah berjalan dengan baik, penelitian menjadi terfokus. Data yang dikumpulkan hanya terbatas yang diperlukan saja, sehingga biaya, tenaga, dan waktu dapat digunakan dengan efektif dan efisien.
- Jadi untuk dapat melakukan pelingkupan haruslah dilakukan identifikasi dampak selengkapnya, kemudian ditentukan dampak mana yang penting. Dampak penting inilah yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup studi ANDAL, sedangkan dampak yang tidak penting dikeluarkan.
Kerangka acuan
- Kerangka acuan merupakan uraian tugas yang harus dilaksanakan dalam studi ANDAL. Kerangka acuan dijabarkan dari pelingkupan, sehingga kerangka acuan memuat tugas-tugas yang relevan dengan dampak penting. Karena kerangka acuan didasarkan pada pelingkupan dan pelingkupan mengharuskan adanya identifikasi dampak penting, maka pemrakarsa harus mempunyai kemampuan untuk melakukan identifikasi dampak penting tersebut, baik oleh dirinya sendiri ataupun atas bantuan konsultan.
- Jika pelaksana ANDAL adalah konsultan yang membantu pemrakarsa dalam menyusun kerangka acuan, maka tidak akan terjadi perbedaan antara dampak penting yang diidentifikasinya dengan yang tertera dalam kerangka acuan. Tapi jika konsultannya lain, dapatlah terjadi bahwa dampak penting yang teridentifikasi olehnya tidak termuat dalan kerangka acuan. Atau sebaliknya.
- Dalam hal ini konsultan ANDAL seyogyanya merundingkan dengan pihak pemrakarsa agar dilakukan pekerjaan tambah, atau dilakukan pekerjaan kurang. Menurut Kepmen, kerangka acuan harus disetujui oleh instansi berwenang, maka baik dalam pekerjaan tambah maupn kurang, persetujuan haruslah yang bersifat resmi yang disetujui tidak saja oleh pemrakarsa, melainkan oleh instansi yang berwenang.

ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
- Penelitian ANDAL terfokus pada prakiraan dan evaluasi dampak penting saja, yaitu yang hanya teridentifikasi dalam pelingkupan dan tertera dalam kerangka acuan.
- Besarnya dampak harus diprakirakan dengan menggunakan metoda yang sesuai dalam bidang yang bersangkutan. Metode tersebut mungkin telah ada atau mungkin juga harus dikembangkan atau dimodifikasi dari metode yang ada.
- Besar dan penting suatu dampak mempunyai konsep yang berbeda. Nilai besar dampak menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi karena kegiatan, misalnya suhu dalam derajat celcius, luas dalam Ha, oksigen terlarut dalam mg/liter. Sedangkan nilai penting dampak menunjukkan nilai yang kita berikan pada dampak tersebut untuk pengambilan keputusan.
- Umumnya nilai penting dampak bersifat kualitatif, misalnya nilai tinggi, sedang atau rendah. Banyak usaha dilakukan untuk membuat nilai kualitatif di kuantitatifkan, misalnya dengan memberi skala atau skor, namun usaha kuantifikasi sifat kualitatif ini masih banyak kesulitan, misalnya ada nilai yang tidak boleh dioperasikan secara matematik, ada yang dibolehkan namun dengan terbatas, dan ada yang sepenuhnya dapat dilakukan melalui operasi matematik.
- Selain itu antara besar dan pentingnya dampak dapat memiliki hubungan, namun ada juga yang tidak memiliki hubungan antara keduanya. Hal tersebut jelas menunjukkan perlunya pakar yang menguasai bidang yang diliput dalam AMDAL tertentu. Pakar tersebut tidak perlu memiliki keaahlian AMDAL, dimana hasil pekerjaannya merupakan masukkan untuk digunakan dalam penyusunan AMDAL

RKL dan RPL (Rencana Pengelolaan Lingkungan, dan Rencana Pemantauan Lingkungan)
- Dalam pengelolaan lingkungan, pemantauan merupakan komponen yang penting. Pemantauan diperlukan sebagai sarana untuk memeriksa apakah persyaratan lingkungan dipatuhi dalam pelaksanaan proyek. Informasi yang didapat dari pemantauan juga berguna sebagai peringatan dini, baik dalam arti positif maupun negatif, tentang perubahan lingkungan yang mendekati atau melampaui nilai ambang batas serta tindakan apa yang perlu diambil. Juga untuk mengetahui apakah prakiraan yang dibuat dalam ANDAL sesuai dengan dampak yang terjadi.
- Karena itu pemantauan sering juga disebut post-audit yang berguna sebagai masukkan untuk memperbaiki ANDAL di kemudian hari dan untuk perbaikan kebijaksanaan lingkungan. Seperti halnya metode prakiraan dampak, metode untuk pengelolaan dan pemantauan dampak juga harus menggunakan pakar dari bidang yang bersangkutan

Pelaporan
- Pelaporan merupakan tulisan hasil penelitian, yang umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu ringkasan eksekutif (executive summary), laporan utama (main report) dan lampiran (appendix).
- Laporan dibuat untuk dua kelompok pembaca. Pertama, adalah para pengambil keputusan di pihak pemrakarsa (direktur dan direktur utama) maupun pemerintah (direktur, dirjen, dan menteri) yang berkepentingan dengan proyek tersebut, dimana tugas mereka adalah melihat pokok permasalahan yang termuat dalam ringkasan eksekutif. Laporan ini singkat dan berisi pokok permasalahan, cara pemecahannya dan rekomendasi tindakan yang harus diambil. Bahasa laporannya harus sederhana dan mudah dimengerti, dilengkapi dengan tabel atau grafik ringkasan. Panjang laporan sekitar sepuluh halaman, dan tidak lebih dari duapuluh halaman.
- Laporan utama diperuntukkan bagi pelaksana dan teknisi proyek yang memerlukan keterangan terperinci. Laporan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik isi maupun format, dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pakar dalam bidang yang berbeda-beda. Hal ini mengingat AMDAL bersifat lintas sektoral dan harus dipelajari oleh pakar dalam berbagai bidang //(disarikan dari Otto Soemarwoto, 2003. “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”)